Seminar

Outbound Building

(28/1/23) Kegiatan Wanita Bijak STAK Anak Bangsa mengadakan “Outbound Teambuilding” dari Tim Pelayanan *Joyfull Learning* yaitu: Ibu Whenita Merliani, S.Psi.M.Si.,M.Pd; Tabita Dwiartga Reka S.,S.I.Kom. Kegiatan ini dilakukan untuk membangun relationship, belajar kerjasama, belajar memecahkan masalah (problem solving).

 Ms Whenita mengatakan Team itu penting, bukankah Tuhan mengajarkan kesatuan dalam kelompok atau organisasi yang percaya yang diawali dengan respect. Mahasiswa memiliki tujuan sama yaitu untuk belajar dan lulus tepat waktu, yang  di didik, dibimbing untuk mencapai target. Ingatlah bahwa kita masih mempunyai tenaga yang kuat untuk tidak menyerah pada proses perkuliahan.

Seminar Kesadaran Islam H-3

Seminar Kesadaran Islam H-2

(Kamis, 10 November 2022) SALT Indonesia, STT Excelsius & STAK Anak Bangsa menyelenggarakan seminar Kesadaran Islam dengan pembicara H-2 adalah Pdt. Gratia Victori A. Pelle, beliau dalah penulis buku mengenai Dialog Tritunggal Gereja Timur & Apologetika.

Mahasiswa terlihat antusias dengan materi hari kedua yang diberikan, semoga materi yang disampaikan dapat membuka wawasan luas bagi mahasiswa/I.

Seminar Kesadaran Islam H-1

(Rabu, 9 November 2022) SALT Indonesia, STT Excelsius & STAK Anak Bangsa menyelenggarakan seminar Kesadaran Islam dengan pembicara H-1 adalah Pdt. Arif Mirdjaja, hamba Tuhan yang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus 2011, latar belakang beliau yang berkuliah di Israel studi Timur Tengah (2016) & sudah berkeliling ke daerah Timur Tengah.

Seminar yang diberikan ini terkhususnya bagi mahasiswa/I mampu membuka wawasan luas mahasiswa/I untuk mengubah mindset tentang agama dll.

Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal untuk Peneliti Pemula Batch#3

(23/07) Webinar Pelatihan Artikel untuk Peneliti Pemula Batch#3 diselenggarakan oleh Anak Bangsa Research Education Centre bekerjasama dengan Inculco Journal of Christian Education yang di naungi oleh STAK Anak Bangsa kembali melakukan webinar lanjutan dengan Narasumber:

  1. I Putu Ayub Darmawan, M.Pd dari STT Simpson Ungaran (Cara Publish ke Jurnal Nasional & Akreditasi Sinta)
  2. Dr. Urbanus Sukri dari STAK Anak Bangsa (Library Research)
  3. Dr. Innawati Teddywono dari STAK Anak Bangsa (Novelty Artikel)

Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah untuk Peneliti Pemula II

[WEBINAR PELATIHAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH UNTUK PENELITI PEMULA II❗]

(17/5) Mengadakan webinar lanjutan yang diadakan Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa Surabaya bersama STT INTI Bandung & STA Jember👇🏻 :

👤NARASUMBER :
1. Dr. Amos Sukamto (STT INTI Bandung)
2. Dr. Urbanus Sukri (STAK Anak Bangsa)
3. Dr. Innawati Teddywono (STAK Anak Bangsa)
4. Dr. Nelly (STA Jember)

Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah untuk Peneliti Pemula

(10/3) STAK Anak Bangsa mengadakan “Webinar Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah untuk Peneliti Pemula”. Para Pembicara, yaitu:

  1. Dr. Urbanus dari STAK Anak Bangsa yang berbicara mengenai Metode Literature Review
  2. Dr. David Ming dari STT Kadesi yang berbicara mengenai topik Teknik Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah dari hasil penelitian
  3. Dr. Innawati Teddywono dari STAK Anak Bangsa yang berbicara mengenai topik Struktur Artikel Jurnal

Para peserta yang dihadiri oleh Dosen, Mahasiswa dan masyarakat umum berjumlah 125 orang dari berbagai Perguruan Tinggi dan Instansi Gereja.

WEBINAR V "Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid-19"

 Webinar sesi 5 (terakhir) “Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid”, pada Kamis, 25 Februari 2021 pukul 17.00-20.30, yang diselenggarakan oleh STT Excelsius dan STAK Anak Bangsa seperti webinar sebelum-sebelumnya, sangat menggembirakan, semakin tajam dan lengkap menemukan berbagai solusi belajar anak usia dini era Covid-19. Moderator seminar ini Vera Bura dari Surabaya.

Robita Sembiring, M.Th “Memperkuat Karakter Anak” mengatakan bahwa pendidikan karakter harus fokus pada nilai-nilai, seperti: rasa hormat, tanggungjawab, jujur, peduli, adil, dan membantu siswa untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa cara untuk menjalankannya: menjadi teladan, menerima kekurangan mereka, jangan membandingkan anak dengan anak lain, menjadi pendengar yang baik, membatasi sceen time, mempercayakan tanggung jawab, menunjuk empati.

“Untuk mendidik dan menjaga seorang anak dibutuhkan peran orangtua, masyarakat, sekolah dan juga pemerintah. Jika anak gagal maka semua orang dewasa di sekitarnya adalah kumpulan masyarakat yang gagal, “ ujarnya menajamkan solusi-solusi yang diberikannya.

Rebika Yuhanita, S.S. “Alat Peraga Pembelajaran di Masa Covid-19” mengatakan bahwa alat peraga identik dengan kreativitas. Setiap pengajar wajib mempunyai kemampuan berkreatif. Kreatif itu kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Kreatif itu aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai.

“Alat peraga bukan hanya hasil dari kreatifitas (semula tidak ada menjadi ada), tetapi juga hasil dari made (Realisasi dalam bentuknyata yang dicoba, diuji, dan dievaluasi),

Fashoned (dilengkapi, ditambahi dan penyempurnaan), dan formed (disusun, dibentuk, dan dipelihara sebagai alat peraga),” ujarnya dengan lebih rinci.

 Akhirnya webinar 5 ini menutup rangkaian webinar yang diadakan selama lima minggu ini, yang bertujuan untuk memberi sumbangsih mencari solusi persoalan-persoalan pendidikan Anak Usia Dini Era Covid-19. Sekolah Tinggi Teologi Excelsius dan Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa di Surabaya sudah memulaikan dan diharap berbagai pihak institusi pendidikan melakukannya. **

WEBINAR IV "Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid-19"

Webinar sesi 4 “Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid”, pada Kamis, 18 Februari 2021 pukul 17.00-20.30, yang diselenggarakan oleh  STT Excelsius dan STAK Anak Bangsa sangat menggembirakan. Persoalan-persoalan anak-anak terungkap dan berhasil ditemukan berbagai solusi dalam masa era Covid-19. Moderator seminar ini Yuli Ferianti dari Surabaya.

Indro Puspito, M.Pd., Ketuan STAK Anak Bangsa  yang berbicara “Menajamkan Keterampilan Anak”, mengatakan  dimulai dari menajamkan para pendidik (orangtua dan guru), lalu menjalin hubungan yang harmonis dengan anak, baru menajamkan ketrampilan jasmani, jiwa, serta roh anak.

“Menajamkan hubungan harmonis dengan anak, maksudnya: pendidikan harus mempunyai waktu bersama, memberi sentuhan tubuh, mengucapkan kata-kata membangun, melakukan tindakan melayani, dan memberi hadiah,” kata seorang ayah, dengan dua anak ini, dengan lebih tajam.

Hari Budiwaluyo, M.Pd.K., guru yang sudah belasan tahun menekuni dunia Pendidikan Usia Dini ini berbicara “Proses Belajar Anak Usia Dini” mengatakan bahwa proses belajar pada anak usia dini merupakan usaha untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan ketrampilan anak.  Pada usia ini anak mulai sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. “karena itu, proses belajar mesti mencakup aspek perkembangan anak:  moral (agama), fisik (motorik), kognitif, sosial-emosi, bahasa dan seni,”  lanjut dosen tetap STT Excelsius  dengan lebih mendasar.

Proses belajar yang menyeluruh akan membantu perkembangan anak degan baik dalam jenjang pendidikan yang mereka tempuh. Keadaan terus-menerus dilakukan agar semakin belajar semakin terampil dalam mengenalan dirinya secara utuh.

WEBINAR III "Pelatihan Anak Usia Dini di Masa Covid-19"

Webinar sesi 3 “Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid”, pada Kamis, 11 Februari 2021 pukul 17.00-20.30, yang diselenggarakan oleh STT Excelsius dan STAK Anak Bangsa semakin tajam dan detail dalam menggali persoalan-persoalan Pendidikan Anak Usia Dini. Bersyukur para narasumber yang sungguh-sungguh menggeluti bidang pendidikan anak ini banyak membagikan berkat bagi peserta. Moderator seminar ini oleh Amanda Shalomita dari Surabaya.

Desi Karo Karo, M.Pd., berbicara “Program Belajar Sekolah di Masa Covid-19”. Ia adalah dosen STAK Anak Bangsa dan melayani di Rumah Gadara Surabaya. Ia mengatakan bahwa (1) Pandemi Covid 19 berdampak signifikan terhadap pendidikan. (2) Berbagai kebijakan telah dilakukan untuk keberlangsungan proses pembelajaran dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. (3) Pembelajaran anak pada usia dini dipengaruhi oleh dua faktor internal dan eksternal. (4) Pengalaman belajar anak lebih besar faktor ekternal, yaitu melalui pola pembelajaran dan pola pengasuhan.

“Kunci utama keberhasilan Pembelajaran pada masa Pandemi adalah kolaborasi antara guru,orang tua dan siswa,” lanjutnya menjwab pertanyaan peserta.
Ii Varia, M.Pd. berbicara “Model Pembelajaran Guru di Masa Covid-19”. Ia adalah guru SMP, Ketua Divisi Pelayanan Anak GPPS Gunung Moria Gorontalo dan Ketua Majelis daerah GPPS Propinsi Gorontalo. Ia mengatakan bahwa masa covid ini, model pembelajaran anak usia dini ada tiga hal: (1) Daring. Survei yang dilakukan KPAI menyatakan bahwa 76 persen siswa tidak senang belajar jarak jauh, kemudian 76 persen siswa mengatakan beban yang ditugaskan merasa berat, ditambah lagi 42 persen tidak memiliki kuota dan alat teknologi seperti HP, dan kesulitan menggunakan aplikasi video serta kesulitan sinyal. (2) Luring. Tatap muka dengan memperhatikan zonasi, protokol kesehatan, bergiliran-bergantian (model shift) dengan dasar menghindari kerumunan baik di kelas, dan meniadakan kegiatan di luar kelas. (3) Home visit. Guru mendatangi siswa di rumah tentunya dengan mempertimbangkan serta memerhatikan sejumlah protokol kesehatan. Model ini lebih dekat model Home Schooling.
“Tapi untuk melakukan berbagai model pembelajaran anyak kendala seperti: (1) Pembelajaran dilakukan secara jarak jauh membuat guru dan peserta didik tidak bisa langsung bertemu untuk melakukan proses pembelajaran. (2) Membutuhkan Kerjasama antara orangtua, guru dan peserta didik. (3) Membutuhkan Media Pembelajaran yang bisa menjembatani komunikasi antara orangtua, peserta didik dan guru. (4) Media yang bisa digunakan: Google Classroom, Google Meet atau Zoom Meeting, WA Group,” lanjutnya dengan semangat.
Semakin minggu semakin dibahas habis persoalan-peroslan Pendidikan Anak Usia Dini.

 

WEBINAR II "Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid-19"

Webinar sesi 2 “Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid”, pada Kamis, 4 Februari 2021 pukul 17.00-20.30, yang diselenggarakan oleh STT Excelsius dan STAK Anak Bangsa sangat meriah. Karena terbatas waktu sehingga pertanyaan-pertanyaan peserta yang cukup banyak, terpaksa dibatasi oleh moderator, Dwi Praseyaningsih dari kota Kendal, Jawa Tengah.
Victoria Woen, S.I.Kom, M.A., M.Th., berbicara “Pendidikan Keluarga” mengingatkan bahwa keluarga-keluarga Kristen harus menjaga dan memelihara keluarga dengan serius agar keluarganya kondusif dan dapat bertahan dan memuliakan nama Tuhan. Apa kiat-kiat penting yang harus dilakukan oleh setiap anggota dalam keluarga untuk memelihara untuk memelihara sebuah keluarga yang diberkati Tuhan adalah keluarga harus hidup dalam mempraktikan kasih Allah. “Bahasa kasih yang pertama yaitu sentuhan fisik, bahasa kasih yang kedua yaitu kata-kata peneguhan, bahasa kasih yang ketiga yaitu waktu yang berkualitas, dan bahasa kasih yang keempat yaitu hadiah”, ujar dosen STT Excelsius dengan semangat.
Kasih Allah adalah sikap saling menyegarkan juga dapat dinyatakan dengan saling menguatkan satu sama lain. Suami-istri harus memberikan kekuatan kepada pasangannya yang sedang menghadapi pergumulan atau masalah yang berkaitan pekerjaan ataupun hal lainnya. Menguatkan merupakan salah satu syarat bagi terciptanya sebuah keluarga yang diberkati Tuhan.

WEBINAR 1 " Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid-19"

 STT Excelsius dan STAK Anak Bangsa, pada Kamis, pukul 17.00-20.40,  28 Januari 2021 mengadakan Webinar “Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid-19”.  Dr. Areyne Christy, sebagai koordinator penyelenggara dalam pembukaan webinar mengatakan bahwa webinar ini diselesaikan dalam 5 sesi yang akan mengupas habis tentang persoalan Pendidik Anak Usia Dinia dalam berbagai segi.  Webinar yang pertama ini diikuti sekitar 120 perseta dari seluruh pelosok nusantara.

Dr. Pestaria Happy sebagai nara sumber pertama  berbicara “Model Gaya Belajar Anak”.  Ia mengatakan, menjadi orang tua bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Namun demikian, ketika kita menjadi orang tua, itu adalah sebuah anugerah. Kesempatan besar untuk mendidik seseorang menjadi pribadi yang lebih baik, sesuai dengan keunikan anak itu sendiri. Karenanya, janganlah menyia-nyiakan pengalaman ini. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama dalam mendidik anak. Berikanlah seluruh tenaga, waktu, dan apa yang kita miliki untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berguna bagi Tuhan dan sesamanya. Tidak ada orang tua yang hebat atau orang tua yang bodoh. Keberadaan kita sebagai orang tua sangatlah terbatas. Sehebat apapun saudara sebagai orang tua, akan ada bagian yang terbatas. Sekurang-kurangnya anda menjadi orang tua, ada juga kelebihan yang dimiliki. Untuk itulah, perlunya bergantung penuh kepada Tuhan. Berdoalah untuk anak saudara sehingga Tuhan memberikan hikmat untuk mendidik sesuai dengan rencana-Nya.