Webinar sesi 4 (dari 5 sesi) Kamis, 18 Februari 2021 dengan narasumber Hari Budiwaluyo, M.Pd. membahas “Proses Belajar Anak Usia Dinia” dan Indro Puspito, M.Pd., membahas “Manajamkan Keterampilan Anak”. Bila Saudara, orangtua dan guru yang sayang anak, yuk belajar bersama-sama dalam webinar ini. Pendafartan hubungi: Iwan (WA/HP) 0821-4232-2943 dan Evi (WA/HP) 0812-8774-8941.***
Webinar sesi 3 “Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Covid”, pada Kamis, 11 Februari 2021 pukul 17.00-20.30, yang diselenggarakan oleh STT Excelsius dan STAK Anak Bangsa semakin tajam dan detail dalam menggali persoalan-persoalan Pendidikan Anak Usia Dini. Bersyukur para narasumber yang sungguh-sungguh menggeluti bidang pendidikan anak ini banyak membagikan berkat bagi peserta. Moderator seminar ini oleh Amanda Shalomita dari Surabaya.
Desi Karo Karo, M.Pd., berbicara “Program Belajar Sekolah di Masa Covid-19”. Ia adalah dosen STAK Anak Bangsa dan melayani di Rumah Gadara Surabaya. Ia mengatakan bahwa (1) Pandemi Covid 19 berdampak signifikan terhadap pendidikan. (2) Berbagai kebijakan telah dilakukan untuk keberlangsungan proses pembelajaran dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. (3) Pembelajaran anak pada usia dini dipengaruhi oleh dua faktor internal dan eksternal. (4) Pengalaman belajar anak lebih besar faktor ekternal, yaitu melalui pola pembelajaran dan pola pengasuhan.
“Kunci utama keberhasilan Pembelajaran pada masa Pandemi adalah kolaborasi antara guru,orang tua dan siswa,” lanjutnya menjwab pertanyaan peserta.
Ii Varia, M.Pd. berbicara “Model Pembelajaran Guru di Masa Covid-19”. Ia adalah guru SMP, Ketua Divisi Pelayanan Anak GPPS Gunung Moria Gorontalo dan Ketua Majelis daerah GPPS Propinsi Gorontalo. Ia mengatakan bahwa masa covid ini, model pembelajaran anak usia dini ada tiga hal: (1) Daring. Survei yang dilakukan KPAI menyatakan bahwa 76 persen siswa tidak senang belajar jarak jauh, kemudian 76 persen siswa mengatakan beban yang ditugaskan merasa berat, ditambah lagi 42 persen tidak memiliki kuota dan alat teknologi seperti HP, dan kesulitan menggunakan aplikasi video serta kesulitan sinyal. (2) Luring. Tatap muka dengan memperhatikan zonasi, protokol kesehatan, bergiliran-bergantian (model shift) dengan dasar menghindari kerumunan baik di kelas, dan meniadakan kegiatan di luar kelas. (3) Home visit. Guru mendatangi siswa di rumah tentunya dengan mempertimbangkan serta memerhatikan sejumlah protokol kesehatan. Model ini lebih dekat model Home Schooling.
“Tapi untuk melakukan erbagai model pembelajaran anyak kendala seperti: (1) Pembelajaran dilakukan secara jarak jauh membuat guru dan peserta didik tidak bisa langsung bertemu untuk melakukan proses pembelajaran. (2) Membutuhkan Kerjasama antara orangtua, guru dan peserta didik. (3) Membutuhkan Media Pembelajaran yang bisa menjembatani komunikasi antara orangtua, peserta didik dan guru. (4) Media yang bisa digunakan: Google Classroom, Google Meet atau Zoom Meeting, WA Group,” lanjutnya dengan semangat.
Semakin minggu semakin dibahas habis persoalan-peroslan Pendidikan Anak Usia Dini.